5 Tren JavaScript yang Wajib Dikuasai Sebelum 2026 (dan 2 yang Mulai Ditinggalkan)

5 Tren JavaScript yang Wajib Dikuasai Sebelum 2026 (dan 2 yang Mulai Ditinggalkan)

Jelajahi 5 tren JavaScript krusial seperti Bun, Signals, dan tRPC yang akan mendominasi hingga 2026, serta 2 praktik yang mulai ditinggalkan. Tetap relevan di industri web yang bergerak cepat!

Penulis: Novian Hidayat
Tanggal: 26 Juni 2025

Dunia JavaScript bergerak secepat kilat. Baru kemarin kita belajar A, hari ini sudah muncul B. Jika Anda merasa sedikit ‘kewalahan’, Anda tidak sendirian. Perubahan yang konstan adalah bagian dari ekosistem ini. Namun, di tengah semua kebisingan itu, ada beberapa pola dan teknologi yang jelas menonjol. Artikel ini adalah peta sederhana untuk membantu Anda fokus pada skill yang benar-benar penting di sisa 2025 dan seterusnya.

Kita akan membahas 5 tren yang sedang meroket popularitasnya dan 2 tren yang perlahan mulai bergeser perannya. Mari kita mulai!

Bagian 1: 5 Tren JavaScript yang Sedang ‘Naik Daun’

Fokus pada tren-tren ini akan memberikan Anda keunggulan kompetitif, baik dalam proyek saat ini maupun saat mencari peluang baru.

Tren #1: Runtime Alternatif (The Rise of Non-Node.js Runtimes)

Apa itu? Selama lebih dari satu dekade, jika kita berbicara tentang JavaScript di sisi server, jawabannya hampir pasti adalah Node.js. Sekarang, lanskap itu berubah. Runtime alternatif seperti Bun dan Deno muncul sebagai pesaing serius yang menawarkan pendekatan modern.

Mengapa Penting? Node.js luar biasa, tetapi Bun dan Deno dibangun untuk mengatasi beberapa kelemahannya.

  • Kecepatan Superior: Bun, khususnya, menawarkan kecepatan eksekusi yang luar biasa cepat berkat JavaScriptCore engine-nya.
  • Toolchain Terintegrasi: Keduanya datang dengan built-in test runner, bundler, dan package manager. Ini mengurangi ketergantungan pada alat pihak ketiga dan menyederhanakan konfigurasi.
  • Dukungan Native TypeScript: Lupakan ts-node atau konfigurasi build yang rumit. Bun dan Deno menjalankan file TypeScript secara langsung.

Contoh Kode Sederhana: Perhatikan betapa ringkasnya membuat server HTTP di Bun dibandingkan dengan Node.js klasik.

Node.js (Klasik):

// server.js
const http = require('http');

const server = http.createServer((req, res) => {
  res.writeHead(200, { 'Content-Type': 'text/plain' });
  res.end('Hello from Node.js!\n');
});

server.listen(3000, 'localhost', () => {
  console.log('Server running at http://localhost:3000/');
});

Bun:

// server.ts
Bun.serve({
  port: 3000,
  fetch(req) {
    return new Response("Hello from Bun!");
  },
});

console.log('Server running at http://localhost:3000/');

Tren #2: Primitif Reaktivitas (The Granular Reactivity)

Apa itu? Selama bertahun-tahun, React mempopulerkan Virtual DOM (VDOM). Namun, tren baru bergerak menuju reaktivitas yang lebih ‘granular’ menggunakan primitif yang disebut Signals. SolidJS adalah pelopor utamanya, tetapi ide ini sekarang diadopsi secara luas oleh Qwik, Preact, dan bahkan Angular.

Mengapa Penting? Signals mengubah cara kita berpikir tentang state management. Alih-alih me-render ulang seluruh komponen saat state berubah, Signals hanya memperbarui bagian DOM yang benar-benar bergantung pada state tersebut. Hasilnya:

  • Performa Lebih Cepat: Pembaruan yang ditargetkan dan presisi menghilangkan overhead dari VDOM diffing.
  • Kode Lebih Sederhana: Logika state menjadi lebih mudah dibaca dan diprediksi tanpa array dependensi useEffect.

Contoh Kode Sederhana (Menggunakan Preact Signals):

// App.jsx
import { signal, effect } from "@preact/signals-react";

const count = signal(0);

// 'effect' akan berjalan setiap kali 'count' berubah
effect(() => {
  console.log(`The count is now: ${count.value}`);
});

function Counter() {
  return (
    <div>
      <p>Count: {count.value}</p>
      <button onClick={() => count.value++}>Increment</button>
    </div>
  );
}

Tren #3: Server-Side Rendering (SSR) dan Server Components Menjadi Standar

Apa itu? Pola lama mengambil data di sisi klien (Client-Side Rendering/CSR) menggunakan useEffect dan useState untuk state loading/error mulai dianggap kurang efisien untuk initial load. Framework modern seperti Next.js (dengan React Server Components/RSC) dan SvelteKit menjadikan rendering di server sebagai pendekatan utama.

Mengapa Penting?

  • Performa Load Awal: Pengguna melihat konten lebih cepat karena HTML sudah di-render oleh server.
  • Bundle JavaScript Lebih Kecil: Logika pengambilan data dan library berat bisa tetap di server, tidak dikirim ke browser.
  • Keamanan: Kunci API, token, dan koneksi database tetap aman di server dan tidak pernah terekspos ke klien.

Contoh Kode Sederhana (Next.js 14+): Komponen ini mengambil data di server sebelum di-render.

// app/page.tsx

// Fungsi async ini berjalan di server
async function getData() {
  const res = await fetch('https://api.example.com/data');
  if (!res.ok) {
    throw new Error('Failed to fetch data');
  }
  return res.json();
}

export default async function Page() {
  const data = await getData();

  return (
    <main>
      <h1>Data from Server</h1>
      <p>{data.message}</p>
    </main>
  );
}

Tren #4: Era Type-Safe End-to-End (The Rise of tRPC)

Apa itu? Salah satu masalah klasik dalam pengembangan web adalah ‘disconnect’ antara tipe data di backend dan frontend. Perubahan di API backend bisa menyebabkan bug runtime di frontend. tRPC (TypeScript Remote Procedure Call) adalah solusi elegan yang memungkinkan Anda mengimpor tipe dari API backend langsung ke frontend, tanpa perlu code generation.

Mengapa Penting? tRPC menciptakan “satu sumber kebenaran” untuk tipe data Anda.

  • Menghilangkan Bug: Kesalahan ketik atau perbedaan tipe data akan ditangkap saat kompilasi, bukan saat runtime.
  • Autocomplete Fantastis: Dapatkan autocomplete untuk prosedur API dan payload-nya langsung di editor kode frontend Anda.
  • Pengembangan Lebih Cepat: Tidak perlu lagi mendefinisikan tipe secara manual di dua tempat atau menunggu skema OpenAPI/GraphQL diperbarui.

Contoh Kode Sederhana (Konsep tRPC):

Backend (server/router.ts):

import { initTRPC } from '@trpc/server';
const t = initTRPC.create();

export const appRouter = t.router({
  getUser: t.procedure.input(z.string()).query(({ input }) => {
    // Logika untuk mendapatkan user berdasarkan ID (input)
    return { id: input, name: 'John Doe' };
  }),
});

export type AppRouter = typeof appRouter;

Frontend (client/component.tsx):

import { trpc } from '../utils/trpc';

function UserProfile({ id }: { id: string }) {
  // `user` akan memiliki tipe { id: string, name: string } secara otomatis
  const { data: user, isLoading } = trpc.getUser.useQuery(id);

  if (isLoading) return <div>Loading...</div>;
  return <div>User: {user?.name}</div>;
}

Tren #5: Pengujian (Testing) yang Lebih Terintegrasi dan Cepat

Apa itu? Jest dan Cypress telah menjadi andalan selama bertahun-tahun, tetapi mereka mulai mendapat saingan berat. Vitest muncul sebagai test runner modern yang super cepat. Dibangun di atas Vite, ia menawarkan integrasi yang mulus dan pengalaman pengembangan yang jauh lebih baik.

Mengapa Penting? Testing yang lambat membunuh produktivitas. Developer membutuhkan feedback loop yang cepat saat menulis kode. Vitest menyediakan hal ini dengan arsitektur modernnya, hot module replacement untuk tes, dan kompatibilitas API dengan Jest, membuatnya mudah untuk diadopsi.

Contoh Kode Sederhana (file sum.spec.ts):

// sum.spec.ts
import { describe, it, expect } from 'vitest';

function sum(a, b) {
  return a + b;
}

describe('sum function', () => {
  it('should return the sum of two numbers', () => {
    expect(sum(1, 2)).toBe(3);
    expect(sum(-1, 1)).toBe(0);
  });
});

Sintaksnya familiar, tetapi kecepatannya jauh di atas rata-rata.

Bagian 2: 2 Tren yang Popularitasnya Mulai Menurun

Ini bukan berarti teknologi ini “mati”, tetapi perannya bergeser atau digantikan oleh pendekatan yang lebih modern.

Mulai Ditinggalkan #1: Client-Side Data Fetching yang Kompleks

Pola useEffect dengan state loading, error, dan data di setiap komponen yang membutuhkan data eksternal mulai terasa usang. Meskipun library seperti SWR atau TanStack Query sangat membantu mengelola ini, tren server-first (seperti React Server Components) mengambil alih tugas pengambilan data awal. Peran SWR/TanStack Query kini lebih bergeser untuk menangani mutasi data (POST, PUT, DELETE) dan real-time updates di sisi klien.

Mulai Ditinggalkan #2: Build Tools yang Lambat dan Konfigurasi Rumit

Webpack adalah alat yang sangat kuat dan telah menjadi tulang punggung ekosistem JavaScript. Namun, konfigurasinya yang terkenal rumit dan waktu build yang bisa sangat lambat (terutama untuk proyek besar) telah membuka jalan bagi alternatif yang lebih cepat. Vite kini telah menjadi standar de-facto untuk tooling pengembangan frontend berkat kecepatannya yang didukung oleh native ES modules dan konfigurasinya yang jauh lebih sederhana.

Kesimpulan

Dunia JavaScript terus berevolusi, dan itu adalah hal yang baik. Lima tren yang kita bahas—Runtime Alternatif, Signals, SSR & Server Components, tRPC, dan Testing dengan Vitest—semuanya mengarah pada tujuan yang sama: produktivitas developer yang lebih tinggi dan performa aplikasi yang lebih baik.

Anda tidak perlu menguasai semuanya sekaligus. Pilihlah satu atau dua tren yang paling relevan dengan proyek Anda saat ini dan mulailah dari sana. Dengan berinvestasi pada skill-skill ini, Anda memastikan diri Anda tetap relevan dan siap menghadapi tantangan pengembangan web di tahun 2026 dan seterusnya. Selamat belajar!


Menurut Anda, ada tren lain yang terlewat? Bagikan di kolom komentar!

Diskusi

Lanjutkan Membaca